Free First Aid Cursors at www.totallyfreecursors.com

Rabu, 13 Mei 2015

Dare To Fail!!!!!!!!!

Jika masih mampu mencoba setelah tiga kali gagal menjalankan tanggung jawab yang ada,, anda dapat mempertimbangkan diri sebagai calon pemegang tampuk pimpinan dalam jabatan anda sekarang. Jika masih mencoba setelah berulang kali gagal, benih kemampuan luar biasa sedang tumbuh dalam diri anda..

By Khairunissa...

Jumat, 25 Mei 2012

MANFAAT AIR KELAPA


POSTING BY COMMUNICATION AND INFORMATION DIVISION
Manfaat air kelapa sungguh sangat tidak kita duga. Air kelapa yang biasa kita buang jika kita hanya bermaksud mengambil buahnya saja saja ternyata air kelapa ini memiliki manfaat yang luar biasa.

Berikut ini sederetan manfaat air kelapa yang perlu anda ketahui. Setelah membacanya mungkin bisa membuat anda berpikir kembali untuk membuang air kelapa secara percuma :)

    manfaat air kelapa
  1. Air kelapa bisa untuk mengobati diare (baca air kelapa bisa untuk mengobati dare).
  2. Air kelapa bisa untuk mengobati muntaber (bisa dibaca postingan air kelapa muda untuk mengobati muntaber).
  3. Anda mungkin belum tahu, ternyata air kelapa tidak mengandung kolesterol dan rendah lemak. sehingga lebih bernutrisi jika dibandingkan dengan susu penuh (whole milk).
  4. Air kelapa bisa membersihkan saluran pencernaan, selain itu dapat memperbaiki sirkulasi darah.
  5. Selain bisa untuk membuat sistem kekebalan tubuh Anda lebih baik, air kelapa juga dapat membantu tubuh melawan beberapa jenis virus penyebab penyakit
  6. Bagi Anda yang mengidap penyakit batu ginjal, coba membiasakan untuk meminum air kelapa secara rutin. Kebiasaan meminum air kelapa ini akan mambantu memecah batu ginjal sehingga memudahkan mereka keluar dari tubuh
  7. Sejak dahulu air kelapa dikenal dapat menyembuhkan gangguan saluran kencing. Segelas air kelapa bisa meredakan rasa sakit akibat susah kencing
  8. Air kelapa bisa untuk memulihkan rasa pusing secara cepat akibat mabuk.
  9. Air kelapa yang sangat kaya akan elektrolit dan potassium . Dan kiat tahu bahwa potassium berguna untuk membantu tubuh mengatur tekanan darah dan fungsi organ jantung
  10. Jika ada anggota keluarga anda yang menderita DBD, air kelapa dapat mempercepat naiknya trombosite.
  11. Air kelapa bermanfaat sebagai diuretik, yaitu untuk memperlancar pengeluaran air seni. 
  12. Air kelapa muda bisa untuk mengatasi dehidrasi. Caranya yaitu dengan mencampurkan dengan sedikit sari jeruk sitrun. 
  13. Air kelapa bermanfaat untuk mengatasi cacingan pada anak kecil.
  14. Campuran air kelapa muda dengan susu memiliki manfaat untuk mencegah penggumpalan susu dalam perut, muntah, sembelit, dan sakit pencernaan
  15. Air kelapa muda juga dapat membantu mengatasi pengaruh racun obat sulfa dan antibiotika lain, sehingga menjadikan obat-obat itu lebih cepat diserap darah
  16. Air kelapa bisa untuk mengatasi jerawat. Caranya yaitu dengan mencuci muka setiap hari secara kontinyu dengan air kelapa. Selain bisa untuk menyembuhka jerawat, bisa juga untuk mengatasi noda-noda hitam, kerutan pada wajah, kulit kering, dan wajah bisa tampak menjadi berseri.
  17. Campurlah air kelapa dengan sedikit madu. Ramuan ini merupakan tonikum yang murah tetapi berkhasiat. Ramuan ini merangsang pusat-pusat seksual tubuh dan meniadakan akibat buruk gairah seksual berlebih.
  18. Manfaat air kelapa dapat untuk mengobat luka, telapak kaki pecah-pecah, bahkan eksim. Caranya dengan membuat obat oles yang terbuat dari beras dan air kelapa. Cara membuatnya sangat mudah, sediakan kira-kira segenggam beras, lalu rendamlah beras tersebut dalam air kelapa muda bersama tempurungnya sampai beras terasa asam karena peragian, lalu beras ditumbuk hingga halus. Cara pakainya yaitu dengan cara mengoleskan tepung beras tersebut pada bagian yang sakit secara rutin setiap hari selama 3-4 hari.
  19. Air kelapa bisa juga untuk mengatasi obat luka bakar. Caranya air kelapa muda dicampur dengan sejumput bubuk kunyit dan air kapur sirih dalam ukuran sama. Gunakan ramuan tersebut pada yang sakit. Obat alami ini bisa.menghilangkan rasa panas pada telapak kaki dan tangan

Tapi sebenarnya, selain mengandung manfaat, jika terlalu banyak minum air kelapa muda bisa menyebabkan rasa lemas, setidaknya untuk sementara, dan itu pun cuma sedikit. Bahkan untuk yang mempunyai gangguan dan permasalahan dengan tulang jangan terlalu banyak-banyak mengkonsumsi air kelapa, ya!

Demikian, semoga postingan tentang manfaat air kelapa ini benar-benar bermanfaat :) bagi anda

Minggu, 13 Mei 2012

STORY OF COMMUNICATION & INFORMATION DIVISON

Kata Ikan Arwana..
Disivi Komunikasi dan Informasi itu seperti pembuluh darah....
 
kata  Dhimas Annugrah Pratama..
Kita Mengalirkan Darah ke Seluruh Tubuh, juga membawa nutrisi dan oksigen...

Kata Meliana Ina Biti...
Pembuluh Darah yang sehat berperan penting menciptakan jantung yang sehat pula..


Kata Yunita...
kalau pembuluh darahnya rusak, jantung akan kekurangan oksigen yang biasa disebut dengan "ISKEMIK"




Kata Nita Marhamah..
"Bisa Gawat tuh, Law udah Iskemik"...........................
Nita yang rada-rada lemot  ternyata tahu juga..kalau setelah iskemik pasti bisa terjadi INFARK.
ibaratnya ni pribahasa..Habis hujan pasti ada pelangi....benerr ga sihhh..
atau aku ajj..yang ngarang..(Peace brooo)



Katanya Sie Irma Ariyati sih giniii...
"Ikh ngeri bgt yah progress nya"
Ya ellah Irmun..Irmun.....kemana ajja....
"Denger-denger ni yah..law udah Infark bisa jadi gagal jantung lho" Lanjut Irmun dengan mata melototnya...hihi....




trus Si Rina Agustina, yang mukanya rada-rada kalem..mgkin karena "BELIAU" semasa mudanya adalah penghuni pesantren...
dia ngomong " Irmun..Irmun...Tar aku buatkan kamu penyimpangannya deh"






kata Solehin...
"Rin..Gak usah Di gambar...tar aq gambarin ajja"





katanya Nurul...
"astaga pada bahas apa sih?"
"kalian gak ngerti yah...pembluh darah dan jantung itu ibarat ibu dan anak"..lanjutnya..



Kita sih ngerti ajja...secara si Nurul tu calon BIDAN Masa Kini...



Aduuhhh Nur..
"intinya tu gini lho, kita kudu jaga itu pembuluh darah bae-bae..biar jantung kita sehat.."
tangkasnya lagi novia mengatakan bahwa "Divisi komunikasi dan infprmasi ini perlu di jaga kebersamaannya, perlu dirawat agar menjadi tempat penyebaran informasi yang sehat, berkualitas dan berdaya guna"






Pulau Kalimantan


STRESS
Posting by : Communication & Information Divisio

Dewasa ini perubahan tata nilai kehidupan berjalan begitu cepat karena pengaruh globalisasi, modernisasi, inforamasi, industrialisasi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut berpengaruh terhadap pola hidup, misalnya pola hidup social religius berubah individualis, materialistis,, dan sekuler; pola hidup produktif ke pola hidu konsumtif dan mewah; dan ambisi karier yang menganut asas moral dan etika hukum ke cara KKN.
Perubahan psikososial dapat merupakan tekanan mental(stressor psikosial) sehingga bagi sebagian individu dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupandan berusaha beradaptasi untuk menanggulanginya. Stresor psikososial, seperti perceraian karba tidak diamalkannya kehidupan religius dalam rumah tangga, masalah orang tua dengan banyaknya kenakalan remaja, hubungan internasional personal yang tidak baik dengan teman dan sebagainya. Namun, tidak semua orang dapat beradaptasi dan mengatasi stressor akibat perubahan tersebut sehingga sehingga ada yang mengalami stress, gangguan penysuaian diri, maupun sakit.
Mengapa kita perlu mempelajari tentang stress?????
  • Untuk mengetahui pengertian stress.
  • Untuk mengetahui dampak stress pada tubuh.
  • Untuk mengetahui mekanisme stress.
  • Untuk mengetahahui cara pemecahan masalah stress.
I. PENGERTIAN STRESS
· Menurut Kozier (1989)
Stress adalah segala sesuatu yang member dampak secara total terhadap individu meliputi fisik,emosi,social,spiritual.
· Menurut Dadang hawari(20000
Stress adalah suatu bentuk ketegangan yang mempengaruhi fungsi alat-alat tubu
· Menurut Dafis(1988)
Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihiondari yang disebabkan oleh perubahan yang memerlikan penyesuaian.
· Menurut Hans Selye
Yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya.
· Menurut Soeharto Heerdjan (1987)
Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam yang menimbul;kan suatu ketegangan dalam diri seseorang.
· Menurut maramis
Stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena itu sesuatu yang mengganggu kita.
· Menurut Vincent Cornelli
Stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntunan kehidupan,yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut.
· Menurut lilis(1997)
Stress adalah sebuah kondisi dimana system respon manusia berubah keseimbangannya.
II.ASPEK UMUM STRESS
Respon tubuh.
Mekanisme perlindungan diri otomatis dan segera aktivasi
sistem syaraf dan endokrin fight dan flight
respon mekanik /kimia/thermal:
1. Selular
2. Humoral
3. Hormonal/endokrin
4. Saraf
III. TAHAPAN STRESS
1. Alarm Reaction : Reaksi alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor.
2. Stage of Resistance : Tubuh kembali stabil, kadar hormon, frekuensi jantung, tekanan darah dan curah jantung kembali normal.
3. Stage of Exhaustion : Terjadi ketika tubuh tidak dapat lagi melawan stress dan energi yang diperlukan untuk mempertahankan adaptasi menipis.
IV. TIPE STRESSOR
1.Stressor Internal
Contohnya: tumor, cacat bawaan, hipertensi
2. Stressor Eksternal
Contohnya: Marah kepada teman, konflik dengan orang tua
3. Stessor Fisik
Contohnya : overdosis, virus, luka, suhu.
4.Stessor Psikologis
Contohnya : takut operasi, cemas terhadap operasi, dan berduka karena kematian orang tua.
V. HOMEOSTATIS & FAKTOR-FAKTORNYA
Homeostatis yaitu mekanisme fisiologis yang bervariasi dalam tubuh individu untuk memelihara keseimbangan dalam lingkungan internal. Dipengaruhi oleh beberapa faktor di bawah ini
Faktor genetik
Faktor fisik dan kimiawi
Mikroorganisme dan parasit
Faktor psikologik
Faktor kultural
Migrasi
Faktor Ekologik
Faktor pekerjaan
Burn out
Technologic societies
VI. MEKANISME PERTAHANAN EGO
Mekanisme Pertahanan Ego yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental. Adapun mekanisme pertahan ego adalah sebagai berikut :
  1. Kompensasi : Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan atau kelebihan yang dimiliki.
  2. Penyangkalan(denial) : Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah yang paling sederhana dan primitive.
  3. Pemindahan (displacement): Pengalihan emosi yang ditujukan pada seorang atau benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
  4. Disosiasi: Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya.
  5. Identifikasi: Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku, dan selera orang tersebut.
  6. Intelektualisasi: Pengguna logika dan alasan berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya,
  7. Introjeksi: Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil atau melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani.
  8. Isolasi: Pemisahan unsure emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau dalam jangka waktu yang lama.
  9. Proyeksi: Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
  10. Rasionalisasi: Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat untuk membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.
  11. Reaksi Formasi: Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan dengan yang sebenarnya ia rasakan atau ia ingin lakukan.
  12. Regresi: Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan cirri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
  13. Represi: Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang menyakitkan atau bertentangan dari kesadaran seseorang; merupakan pertahanan yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain.
  14. Pemisahan(splitting): Sikap mengelompokkan orang atau keadaan hanya sebagai semuanya baik atau semuanya buruk; kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif dalam diri sendiri.
  15. Sublimasi: Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyaluran secara normal.
  16. Supresi: Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan suatu analog represi yang disadari.
VII. MODEL_MODEL STRESS
1. Model Stress Berdasarkan Stimulus
- Hukum elastisitas
- Jika strain yang dihasilkan melampaui batas elastisitasnya maka kerusakan akan terjadi.
- Stress sebagai ciri-ciri dari stimulus lingkungan yang dalam beberapa hal dianggap mengganggu atau merusak,
- Stressor eksternal akan menimbulkan reaksi stress atau strain dalam diri individu,
- Stress sebagai sesuatu yang dipelajari
2. Model Stress Berdasarkan Respon
Menurut Selye (1982), terdiri dari 3 tahapan
- Reaksi alarm : respon siaga (fight or flight). Peningkatan cortical hormon, emosi dan ketegangan.
- Fase perlawanan (resistance) : Bila respon adaptif tidak mengurangi persepsi terhadap ancaman, ditandai hormon kortikal tetap tinggi. Usaha fisiologis untuk mengatasi stress mencapai kapasitas penuh.
- Reaksi kelelahan : Perlawanan terhadap stress yang berkepanjangan mulai menurun, fungsi otak tergantung perubahan metabolisme, sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efisien dan penyakit yang serius mulai timbul saat kondisi menurun.
3. Model Stress Berdasarkan Transaksional
- Lingkungan dan individu terjadi proses penilaian kognitif (cognitive appraisal)
- Individu bervariasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya yaitu dengan melakukan koping terhadap berbagai tuntutan.
Mengukur potensial stress yaitu :
- Pengukuran primer : Menggali persepsi individu terhadap masalah
- Pengukuran sekunder : Mengkaji kemampuan seseorang atau sumber-sumber tersedia diarahkan untuk mengatasi masalah,
- Pengukuran tersier : Berfokus pada pikiran keefektifan perilaku koping dalam menghadapi ancaman.
VIII. FAKTOR_FAKTOR YANG MEMENGARUHI EFEK STRESSOR
1. Sifat stressor, apa arti sebuah stressor bagi klien? Karena stressor yang sama memberikan arti yang berbeda bagi seseorang.
2. Jumlah stressor pada waktu yang bersamaan, sehingga yang kecil dapat menjadi berat
3. Lamanya stressor. Semakin lama seseorang terpapar stressor maka orang tersebut mengalami penurunan kemampuan dalam mengatasi masalah karena kelelahan.
4. Usia,perkembangan
5. Jenis kelamin
6. Kepribadian
7. Status kesehatan secara umum
8. Support system
IX. LAS DAN GAS
Karakteristik LAS
  1. Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
  2. Respon yang bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
  3. Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus-menerus.
  4. Respon bersifat restorative
Respon LAS banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
  1. Respon Inflamasi
Respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat.
  1. Respon Refleks Nyeri
REspon ini merupakan respo adaptif yang bertujuan melindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
GAS
Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stress. Respon yang terlibat didalamnya adalah system saraf otonom dan system endokrin. Di beberapa buku teks, GAS sering disamakan dengan system Neuroendrokin.
GAS terdiri dari beberapa fase:
1. Reaksi Alarm (peringatan)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot, peningkatan ambilan oksigen dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifasi hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan respons melawan atau menghindar. Bila stressor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
2. Fase Resistensi
Tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, dan cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil maka tubuh akan memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahap terakhir dari GAS yaitu fase kehabisan energi.
3. Fase Kehabisan Tenaga
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis. Akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stress. Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap stressor inilah yang berdampak pada kematian individu tersebut.
X. METODE KOPING
Ada dua metode koping yang digunakan oleh individu dalam mengatasi masalah psikologis seperti yang dikemukakan oleh Bell (1977), dua metode tersebut antara lain:
  1. Metode koping jangka panjang, cara ini adalah konstruktif dan merupakan cara yang efektif dan realistis dalam menangani masalah psikologis dalam kurun waktu yang lama, contonhya:
a. Berbicara dengan orang lain.
b. Mencoba mencari informasi yang lebih banyak tentang masalah yang sedang diahadapi.
c. Menghubungkan situasi atau masalah yang sedang dihadapi dengan kekuatan supranatural.
d. Melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan.
e. Membuat berbagai alternative tindakan untuk mengurangi situasi.
f. Mengambil pelajaran atau pengalaman masa lalu.
  1. Metode koping jangka pendek, cara ini digunakan untuk mengurangi stress dan cukup efektif untuk waktu sementara, tetapi tidak efektf untuk digunakan dalam jangka panjang. Contohnya:
    1. Menggunakan alcohol atau obat
    2. Melamun dan fantasi.
    3. Mencoba melihat aspek humor dari situasi yang tidak menyenangkan.
    4. Tidak ragu dan merasa yakin bahwa semua akan kembali stabil.
    5. Banyak tidur
    6. Banyak merokok.
    7. Menangis
    8. Beralih pada aktifitas lain agar dapat melupakan masalah.
KESIMPULAN
Stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya.
Stress tidak selama bersifat negative tetapi stress juga bersifat positif. Misalnya seseorang yang diberi jabatan penting di suatu institusi. Awalnya mungkin ia akan merasa stress tetapi stress tersebut akan memacu untuk mengatasi tantangan akibat jabatan yang dipercayakan kepadanya. Apabila ia sukses mengemban tugas tersebut , ia tidak akan mengalami stress, tetapi eustress.
Stress dapat menjadi motivator yang penting dan bermanfaat dalam mencapai tujuan atau cita-cita tertentu sehingga kita berusaha keras untuk mencapainya.

Sabtu, 12 Mei 2012

Endokrin Sistem

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN RDS

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Ards adalah keadaan darurat medis yang dipicu oleh berbagai proses akut yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan kerusakan paru. (aryanto suwondo, 2006). Ards mengakibatkan terjadinya gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak napas yang berat, hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru.
Ards ( juga disebut syok paru) akibat cedera paru dimana sebelumnya paru sehat, sindrom ini mempengaruhi kurang lebih 150.000 sampai 200.000 pasien tiap tahun, dengan laju mortalitas 65% untuk semua pasien yang mengalami ards. Faktor resiko menonjol adalah sepsis. Kondisi pencetus lain termasuk trauma mayor, kid, tranfusi darah, aspirasi tenggelam, inhalasi asap atau kimia, gangguan metabolik toksik, pankreatitis, eklamsia, dan kelebihan dosis obat. Perawatan akut secara khusus menangani perawatan kritis dengan intubasi dan ventilasi mekanik (doenges 1999 hal 217).
Ards berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung. Ards terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar kapiler yang mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel alveolar dan perubahan dalam jaring-jaring kapiler, terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang jelas akibat akibat kerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstansif darah dalam paru-paru. Ards menyebabkan penurunan dalam pembentukan surfaktan, yang mengarah pada kolaps alveolar. Komplians paru menjadi sangat menurun atau paru-paru menjadi kaku akibatnya adalah penuruna karakteristik dalam kapasitas residual fungsional, hipoksia berat dan hipokapnia ( brunner & suddart 616).
Oleh karena itu, penanganan ards sangat memerlukan tindakan khusus dari perawat untuk mencegah memburuknya kondisi kesehatan klien. Hal tersebut dikarenakan klien yang mengalami ards dalam kondisi gawat yang dapat mengancam jiwa klien.

B.     Rumusan masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan ards?
2.      Apa penyebab dari ards?
3.      Bagaimana manifestasi klinis dari ards?
4.      Bagaimana patofisiologi dari ards?
5.      Apa pemeriksaan penunjang untuk ards?
6.      Bagaimana komplikasi ards?
7.      Bagaimana penatalaksanaan ards?
8.      Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan ards?

C.     Tujuan
Tujuan umum
Menjelaskan tentang ards dan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus ards.
Tujuan khusus
1.      Menjelaskan tentang ards.
2.      Menjelaskan tentang penyebab dari ards.
3.      Menjelaskan tentang manifestasi klinis dari ards.
4.      Menjelaskan tentang patofisiologi dari ards.
5.      Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang untuk ards.
6.      Menjelaskan tentang komplikasi ards.
7.      Menjelaskan tentang penatalaksanaan ards.
8.      Menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan ards.

BAB II
KONSEP DASAR MEDIS


A.     Definisi
Dikenal juga sebagai respiratory distress sydrom yang idiopatik, hyaline membrane disease merupakan keaadaan akut yang terutama ditemukan pada bayi prematur saat lahir atau segera setelah lahir, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi dibawah 32 yang mempunyai berat dibawah 1500 gram. Kira-kira 60% bayi yang lahir sebelum gestasi 29 minggu mengalami rds.
Bangunan paru janin dan produksi surfactan penting untuk fungsi respirasi normal. Bangunan paru dari produksi surfaktan bervariasi pada masing-masing bayi. Bayi prematur lahir sebelum produksi surfactan memadai. Surfactan, suatu senyawa lipoprotein yang mengisi alveoli, mencegah alveolar colaps dan menurunkan kerja respirasi dengan menurunkan tegangan permukaan. Pada defisiensi surfactan, tegangan permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya alveolar dan menurunnya komplians paru, yang mana akan mempengaruhi ventilasi alveolar  sehingga terjadi hipoksemia dan hiperkapnia dengan acidosis respiratory. Reduksi pada ventilasi akan menyebabkan ventilasi dan perfusi sirkulasi paru menjadi buruk, menyebabkan keadaan hipoksemia. Hipoksia jaringan dan acidosis metabolik terjadi berhubungan dengan atelektasis dan kegagalan pernafasan yang progresif.
Rds merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan pada bayi prematur, biasanya setelah 3 – 5 hari. Prognosanya buruk jika support ventilasi lama diperlukan, kematian bisa terjadi setelah 3 hari penanganan.

B.     Etiology dan faktor presipitasi
1.      Prematuritas dengan paru-paru yang imatur (gestasi dibawah 32 minggu) dan tidak adanya, gangguan atau defisiensi surfactan
2.      Bayi prematur yang lahir dengan operasi caesar
3.      Penurunan suplay oksigen saat janin atau saat kelahiran pada bayi matur atau prematur.
C.     Faktor resiko
  1. Trauma langsung pada paru
·        Pneumoni virus,bakteri,fungal
·        Contusio paru
·        Aspirasi cairan lambung
·        Inhalasi asap berlebih
·        Inhalasi toksin
·        Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
  1. Trauma tidak langsung
·        Sepsis
·        Shock
·        DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
·        Pankreatitis
·        Uremia
·        Overdosis Obat
·        Idiophatic (tidak diketahui)
·           Bedah Cardiobaypass yang lama
·        Transfusi darah yang banyak
·        PIH (Pregnand Induced Hipertension)
·        Peningkatan TIK
·        Terapi radiasi

D.    Manifestasi klinik
1.      Peningkatan jumlah pernapasan
2.      Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
3.      Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
                                                                              
E.      Patofisiologi
Pada RDS terjadi atelektasis yang sangat progresif, yang disebabkan kurangnya zat yang disebut surfaktan.
Surfaktan adalah zat aktif yang diproduksi sel epitel saluran nafas disebut sel pnemosit tipe II.
Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai max pada minggu ke 35.
Zat ini terdiri dari fosfolipid (75%) dan protein (10%).
Sel tipe II ini sangat sensitive dan berkurang pada bayi dengan asfiksia pada periode perinatal, dan kematangannya dipacu dengan adanya stress intrauterine seperti hipertensi dan kehamilan kembar.
Peranan surfaktan ialah merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir expirasi.
Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis. i
Hipoksia akan menyebabkan terjadinya :
Oksigenasi jaringan menurun  metabolisme anaerobik dengan penimbunan asam laktat asam organic  asidosis metabolic.
Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolaris  transudasi kedalam alveoli  terbentuk fibrin  fibrin dan jaringan epitel yang nekrotik lapisan membrane hialin.
Asidosis dan atelektasis akan menyebabkan terganggunya jantung, penurunan aliran darah ke paru, dan mengakibatkan hambatan pembentukan surfaktan, yang menyebabkan terjadinya atelektasis.
Manifestasi Klinis
Takipnea (>60 x/menit)
Retraksi dada
Sianosis pada udara kamar
X-ray thorak spesifik
yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan.


F.      Penata Laksanaan Medis
Tujuan Terapi :
·        Support pernapasan
·        Mengobati penyebab jika mungkin
·        Mencegah komplikasi.

Terapi :
·        Intubasi untuk pemasangan ETT
·        Pemasangan Ventilator mekanik (Positive end expiratory pressure) untuk mempertahankan keadekuatan level O2 darah.
·        Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan ventilator
·        Pengobatan tergantung klien dan proses penyakitnya :
v  Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan darah.
v  Antibiotik untuk mengatasi infeksi
v  Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon inflamasi dan mempertahankan stabilitas membran paru.

BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A.     Pengkajian

Riwayat maternal
  • Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
  • Kondisi seperti perdarahan placenta
  • Tipe dan lamanya persalinan
  • Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
  • Prematur, umur kehamilan
  • Apgar score, apakah terjadi aspiksia
  • Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
  • Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
  • Murmur sistolik
  • Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
  • Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
  • Pitting edema pada tangan dan kaki
  • Mottling
Neurologis
  • Immobilitas, kelemahan, flaciditas
  • Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
  • Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit, mungkin 80 – 100 x )
  • Nafas grunting
  • Nasal flaring
  • Retraksi intercostal, suprasternal, atau substernal
  • Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral)  berhubungan dengan persentase desaturasi hemoglobin
  • Penurunan suara nafas, crakles, episode apnea
       Status behavioral 
  • Lethargy

       Study diagnostik

  • Seri rontqen dada, untuk melihat densitas atelektasis dan elevasi diaphragma dengan overdistensi duktus alveolar
  • Bronchogram udara, untuk menentukan ventilasi jalan nafas.
Data laboratorium 
  • Profil paru, untuk menentukan maturitas paru, dengan bahan cairan amnion (untuk janin yang mempunyai predisposisi rds)
Ø  Lecitin/sphingomielin (l/s) ratio
2 : 1 atau lebih mengindikasikan maturitas paru
Ø  Phospatidyglicerol : meningkat saat usia gestasi 35 minggu
Ø  Tingkat phosphatydylinositol
  • Analisa gas darah, pao2 kurang dari 50 mmhg, paco2 kurang dari 60 mmhg, saturasi oksigen 92% - 94%, ph 7,31 – 7,45
  • Level pottasium, meningkat sebagai hasil dari release potassium dari sel alveolar yang rusak

B.     Diagnosa keperawatan

Kolaboratif problem : insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan volume dan komplians paru, perfusi paru dan vintilasi alveolar.
Tujuan 1 : tanda dan gejala disstres pernafasan, deviasi dari fungsi dan resiko infant terhadap rds dapat teridentifikasi

Intervensi
Rasional
1.      Kaji infant yang beresiko mengalami rds yaitu :
-         Riwayat ibu dengan daibetes mellitus atau perdarahan placenta
-         Prematuritas bayi
-         Hipoksia janin
-         Kelahiran melalui operasi caesar
Pengkajian diperlukan untuk menentukan intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan adanya tanda disstres nafas dan terutama untuk memperbaiki prognosa
2.      Kaji perubahan status pernafasan termasuk :
-         Takipnea (pernafasan diatas 60 x per menit, mungkin 80 – 100 x)
-         Nafas grunting
-         Nasal flaring
-         Retraksi intercostal, suprasternal atau substernal dengan penggunaan otot bantu nafas
-         Cyanosis
-         Episode apnea, penurunan suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan rds telah terjadi, panggil dokter untuk tindakan secepatnya
-         Pernafasan bayi meningkat karena peningkatan kebutuhan oksigen
-         Suara ini merupakan suara keran penutupan glotis untuk menghentikan ekhalasi udara dengan menekan pita suara
-         Merupakan keadaan untuk menurunkan resistensi dari respirasi dengan membuka lebar jalan nafas
-         Retraksi mengindikasikan ekspansi paru yang tidak adekuat selama inspirasi
-         Cyanosis terjadi sebagai tanda lanjut dengan po2 dibawah 40 mmhg
-         Episode apneu dan penurunan suara nafas menandakan distress nafas semakin berat
3.      Kaji tanda yang terkait dengan rds
-         Pallor dan pitting edema pada tangan dan kaki selama 24 jam
-         Kelemahan otot
-         Denyut jantung dibawah 100 x per menit pada stadium lanjut
-         Nilai agd dengan po2 dibawah 40 mmhg, pco2 diatas 65 mmhg, dan ph dibawah 7,15

Tanda-tanda tersebut terjadi pada rds
-         Tanda ini terjadi karena vasokontriksi perifer dan penurunan permeabilitas vaskuler
-         Tanda ini terjadi karena ekshaution yang disebabkan kehilangan energi selama kesulitan nafas
-         Bradikardia terjadi karena hipoksemia berat
-         Tanda ini mengindikasikan acidosis respiratory dan acidosis metabolik jika bayi hipoksik
4.      Monitor po2 trancutan atau nilai pulse oksimetri secara kontinyu setiap jam
Nilai po2 traskutan dan pulse oksimetri non invasif menunjukkan prosentase oksigen saat inspirasi udara.
Tujuan 2. Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi
Rasional
1.      Berikan kehangatan dan oksigen sesuai dengan sbb
-         Oksigen yang dihangatkan 31,7c – 33,9c
-         Humidifikasi 40% - 60%
-         Beri cpap positif
-         Beri peep positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan memenuhi kebutuhan oksigen tubuh


2.      Berikan pancuronium bromide (pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk mencegah injury karena pergerakan bayi saat ventilasi
3.      Tempatkan bayi  pada lingkungan dengan suhu normal serta monitor temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan menurunkan kebutuhan oksigen dan menurunkan produksi co2.
4.      Monitor vital signs secara kontinyu yaitu denyut jantung, pernafasan, tekanan darah, serta auskultasi suara nafas
Perubahan vital signs menandakan tingkat keparahan atau penyembuhan
5.      Observasi perubahan warna kulit, pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit, pergerakan dan aktivitas mengindikasikan peningkatan metabolisme oksigen dan glukosa. Informasi yang penting lainnya adalah perubahan kebutuhan cairan, kalori dan kebutuhan oksigen.
6.      Pertahankan energi pasien dengan melakukan prosedur seefektif mungkin.
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7.      Monitor serial agd seperti pao2, paco2, hco3 dan ph setiap hari atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan : gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menghisap, penurunan motilitas usus.

Tujuan : mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi
Rasional
1.      Berikan infus d 10% w sekitar 65 – 80 ml/kg bb/ hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak didapat secara oral
2.      Pasang selang nasogastrik atau orogastrik untuk dapat memasukkan makanan jika diindikasikan atau untuk mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah tidak mungkin dilakukan.
3.      Cek lokasi selang ngt dengan cara :
-         Aspirasi isi lambung
-         Injeksikan sejumlah udara dan auskultasi masuknya udara pada lambung
-         Letakkan ujung selang di air, bila masuk lambung, selang tidak akan memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke saluran pernafasan
4.      Berikan makanan sesuai dengan prosedur berikut :
-         Elevasikan kepala bayi
-         Berikan asi atau susu formula dengan prinsip gravitasi  dengan ketinggian 6 – 8 inchi dari kepala bayi
-         Berikan makanan dengan suhu ruangan
-         Tengkurapkan bayi setelah makan sekitar 1 jam
Memberikan makanan tanpa menurunkan tingkat energi bayi
5.      Berikan tpn jika diindikasikan

Tpn merupakan metode alternatif untuk mempertahankan nutrisi jika bowel sounds tidak ada dan infants berada pada stadium akut.

Diagnosa keperawatan : resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan : mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi
Rasional
1.      Pertahankan pemberian infus dex 10% w 60 – 100 ml/kg bb/hari
Penggantian cairan secara adekuat untuk mencegah ketidakseimbangan
2.      Tingkatkan cairan infus 10 ml/kg/hari, tergantung dari urine output, penggunaan pemanas dan jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai kebutuhan pasien. Takipnea dan penggunaan pemanas tubuh akan meningkatkan kebutuhan cairan
3.      Pertahankan tetesan infus secara stabil, gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan cairan. Kelebihan cairan dapat menjadi keadaan fatal.
4.      Monitor intake cairan dan output dengan cara :
-         Timbang berat badan bayi setiap 8 jam
-         Timbang popok bayi untuk menentukan urine output
-         Tentukan jumlah bab
-         Monitor jumlah asupan cairan infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting untuk menentukan ketidak seimbangan cairan  sebagai dasar untuk penggantian cairan
5.      Lakukan pemeriksaan sodium dan potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan : koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas, perasaan bersalah, dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan : meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah, dan mendukung bounding antara orangtua dan infant
Intervensi
Rasional
1.      Kaji respon verbal dan non verbal orangtua terhadap kecemasan dan penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi dan membangun strategi koping yang efektif
2.      Bantu orangtua mengungkapkan perasaannya secara verbal tentang kondisi sakit anaknya, perawatan yang lama pada unit intensive, prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan perasaannya sehingga membantu menjalin rasa saling percaya, serta mengurangi tingkat kecemasan
3.      Berikan informasi yang akurat dan konsisten tentang kondisi perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4.      Bila mungkin, anjurkan orangtua untuk mengunjungi dan ikut terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5.      Rujuk pasien pada perawat keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi yang adekuat, serta membantu orangtua menghadapi keadaan sakit kronis pada anaknya.

BAB IV
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
ARDS adalah Penyakit akut dan progressive dari kegagalan pernafasan disebabkan terhambatnya proses difusi oksigen dari alveolar ke kapiler (a-c block) yang disebabkan oleh karena terdapatnya edema yang terdiri dari cairan koloid protein baik interseluler maupun intra alveolar. Penyebabnya bisa penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung melukai paru-paru seperti: Pneumoni virus, bakteri, fungal; contusio paru, aspirasi cairan lambung, inhalasi asap berlebih, inhalasi toksin, menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama, Sepsis, Shock, Luka bakar hebat, Tenggelam,dsb. Gejala biasanya muncul dalam waktu 24-48 jam setelah terjadinya penyakit atau cedera. SGPA(sindrom gawat pernafasan akut) seringkali terjadi bersamaan dengan kegagalan organ lainnya, seperti hati atau ginjal.

B.     SARAN
1. Menghindari faktor resiko yang dapat menyebabkan ARDS.
2. Apabila gejala ARDS mulai muncul sesegera mungkin bawalah ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan lebih lanjut agar tidak terjadi komplikasi pada hati dan ginjal.